Saturday, October 6, 2012

antara ucapan dan perbuatan

Dalam kehidupan manusia di dunia ini, sering terjadi kesalahpahaman disebabkan ucapan seseorang yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Sebagai orang islam, kita dituntut untuk menyelaraskan antara ucapan dan perbuatan. Dalam pepatah jawa dikatakan bahwa ajining diri ana ing kedaling lathi. Maksudnya, seseorang itu dihargai orang lain karena ucapannya atau dapatnya menjaga lisan. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bersikap konsekuen dan jujur. Dalam pepatah Arab juga dikatakan Salaamatul insaani fii qifzillisaani. Maksudnya, selamatnya manusia itu tergantung dia dalam menjaga lisannya.
Pentingnya penyelarasan antara ucapan dan perbuatan dengan dasar firman Alloh swt dalam Surah As-Saff Ayat 2-3.
Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?
( Itu ) sangatlah dibenci di sisi Alloh jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. ( Q.S. As-Saff : 2-3 )
Pada ayat 2, Alloh swt. Memanggil orang-orang yang beriman dengan bentuk pertanyaan. Pertanyaan itu adalah mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan. Pertanyaan itu sebenarnya untuk kaum Bani Israel yang suka mengatakan sesuatu, tetapi ia tidak melakukannya, sebagaimana firman Alloh swt. Dalam Surah Al-Baqarah Ayat 44.
Mengapa kamu menyuruh orang lain ( mengerjakan ) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Kitab ( Taurat )? Tidakkah kamu mengerti? ( Q.S Al-Baqarah : 44 )
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Bani Israel adalah umat yang diberi kitab Taurat. Namun, mereka lebih suka untuk menyuruh orang lain berbuat seperti  apa yang diajarkan mereka sesuai kitab Taurat meskipun mereka sendiri enggan untuk melakukannya. Ayat itu disampaikan kepada kita untuk menjadi pelajaran bahwa apabila mengatakan sesuatu, sedapat mungkin kita melakukannya.
Sebagai orang yang beriman, kita harus mampu menyelaraskan antara ucapan dan perbuatan. Jangan hanya pandai berbicara, tetapi harus berusaha melakukan apa yang diucapkannya. Rasulullah saw. Telah memberi contoh yang sangat baik dalam sabdanya “ Ana awalu waajibin maa amarokumbihi ”( Saya adalah orang yang pertama melakukan apa yang aku perintahkan kepadamu. )
Dari sabda Rasulullah tersebut, dapat kita ambil pelajaran bahwa orang yang mengatakan atau menyuruh sesuatu kepada orang lain, hendaknya dia sendiri yang pertama memberi contoh. Meskipun demikian, bukan berarti kita tidak boleh menyampaikan kebenaran jika belum mampu melakukannya. Sebagai contoh seorang mubalig mengajarkan dan menganjurkan jamaahnya untuk melakukan ibadah haji. Namun mubalig itu sendiri belum melaksanakannya. Dia belum mampu secara materi. Hal seperti ini bukan termasuk kesalahan meskipun dia sendiri belum melaksanakan ibadah haji tersebut. Haji adalah kewajiban bagi mereka yang mampu. Lain halnya jika mubalig itu sudah mampu tetapi tidak mau.
Rasulullah bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Tabrani yang terjemahannya, “ Orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia, tetapi dia tidak mengamalkannya maka ia seperti lilin, yaitu ia menerangi orang banyak, tetapi dirinya habis terbakar.
Untuk mengetahui betapa berat ancaman bagi penganjur atau pengajar kebaikan, tetapi tidak mau melakukannya telah diriwayatkan Muttafaq ‘Alaih dari Abu Zaid.
Ditampilkan seorang laki-laki kelak di hari kiamat, kemudian dilemparkan ke neraka hingga keluar isi perutnya. Laki-laki itu berputar-putar seperti seekor keledai di putaran penggilingan. Kala itu berkumpullah penghuni neraka mengerumuninya seraya bertanya,”Hai Fulan, mengapa Anda begini? Bukankah Anda dulu ( waktu hidup di dunia ) menyuruh orang berbuat kebaikan dan mencegah orang berbuat mungkar?” Laki-laki itu menjawab, “Benar, memang aku menyuruh orang berbuat kebaikan, tetapi aku tidak mengamalkannya. Aku mencegah orang berbuat mungkar, tetapi aku sendiri melakukannya.
Dari hadis itu, jelaslah kiranya betapa besar akibat orang yang tidak selaras antara ucapan dan perbuatan. Dengan demikian, kita harus memiliki sikap konsekuen dan jujur, yaitu selaras antara ucapan dan perbuatan sehingga terbebas dari ancaman Alloh swt.

0 komentar:

Template by:

Free Blog Templates